Senin, 27 Maret 2017

Persiapan dan Klasifikasi di Dunia Rock Climbing



Alohaa!!!

Sekarang saya balik lagi dengan topik pembahasan yang teramat penting buat dibaca dan dipahami nihhh... Penasaran?? Yaudah baca dongg

Persiapan Pemanjatan

          Persiapan sangatlah penting di segala bentuk kegiatan.. Kalo di rock climbing, baik peralatan, si leader dan belayer, sudah pasti diharuskan kesiapannya.. Kalau sudah, dikatakanlah pemanjatan dapat dilakukan.. Hal yang penting dalam pemanjatan beregu yaitu komunikasi antar pemanjat baik leader maupun belayer yang menggunakan berbagai bentuk komunikasi. Ada dua bentuk, pertama bahasa, kedua isyarat. Komunikasi bahasa digunakan apabila jarak leader dan bilayer masih dalam jangkauan teriakan. Komunikasi isyarat banyak digunakan apabila bilayer dan leader jaraknya sudah diluar jangkauan teriakan. Adapun persiapan dan hal yang harus dilakukan adalah:
       1.      Pemanjatan
Dalam pemanjatan ini, leader melakukan pitcj ke 1 dengan membawa dua rol tali sekaligus, Satu sebagai yang digunakan, satu lagi sebagai tali tambat/fixed rope. Fxed rope dapat digunakan sebagai transport antar leader dan personil yang ada dibawahnya.
      2.      Cleaning
Setelah leader selesai di pitch ke 1 dan memberitahu bahwa pemanjat kedua siap dan boleh naik, personel kedua melakukan jumaring dan sekaligus menyapu runner yang telah dipasang leader. 
       3.      Pemanjatan kedua dan untuk pitch selanjutnya
           Saat cleaner sampai di ptch 2, cleaner jadi leader, dan leader sebelumnya jadi bilayer. Yang perlu diwasapadi yaitu reruntuhan batuan tebingnya.
    4.      Turun tebing 
             Apabila pemanjat telah sampai puncak. Cara yang digunakan yaitu reppeling. Yang diperlukan yaitu pembuatan anchor sebagai penambat tali.
      5.      Di Dasar tebing
Setelah selesai, lalu yang harus dilakukan adalah pendataan alat-alat yang telah digunakan.

Klasifikasi Pemanjatan

Menurut lama pemanjatan:
      1.      Bouldering
Tujuan bouldering yaitu:
a.       Pemanasan buat si pemanjat
b.        Untuk melatih gerakan yang amat sulit
c.         Untuk melatih skill.
      2.      Crag Climbing
Merupakan pemanjatan bebas dengan dua cara:
a.       Single pitch climbing
b.      Multi pitch climbing
      3.      Bigwall Climbing
Dilakukan di tebing yang lebih tinggi dari crag climbing, contohnya yaitu Alpine tactic dan Himalayan tactic.

Menurut kondisi medan tebing:
·          
        Kelas I: Berjalan tegak tanpa alat
·             Kelas II:   Trek medan lumayan sulit
·             Kelas III:   Trek medan lumayan curam
·             Kelas IV: Tali mulai digunakan, karena trek yang mulai sulit
·             Kelas V: Trek semakin sulit dan perlu lebih banyak pengaman
·            Kelas VI:  Melakukan pemanjatan bergantung ke banyaknya pengaman.

Menurut tingkat kesulitan tebing:
        Adapun Yosimal Decimal System memiliki klasifikasi:
       .    5.0 – 5.4 :  Dua kaki, dan dua tangan terdapat tumpuan
       .    5.5 – 5.6 :  Dua tangan, kesulitan mencari tumpuan
       .    5.7 :  Kaki ataupun tangan kehilangan satu pijakan
       .    5.8 – 5.9 : Cukup berat karena kehilangan satu atau dua tumpuan di kaki dan tangan
       .    5.10 : Kaki dan tangan kehilangan tumpuan
       .    5.11 :  Ketika gerakannya tak dapat dilakukan orang biasa
       .    5.12 : Permukaan vertikal dan licin, hanya orang ngeyel yang ngaku berhasil :v
       .    5.13 :  Persis sama dengan 5.12, hanya terletak dibawah overhang

Di Inggris, penggolongannya dilambangkan dengan huruf, yaitu:
       .    E : Easy (Mudah)
       .    M : Moderate (Lumayan)
       .    D : Difficult (Sulit)
       .    VD : Very Dificult (Sangat Sulit)
       .    S : Severe (Berat)
       .    VS : Very Severe (Sangat Berat)
       .    HVS : Hard Very Severe (Sangat beratttt sekaliii)
       .    EXS : Extreme Very Severe (Gila lu)

Jika di Pegunungan Alpin, Eropa, digolongkan dengan romawi. Jika dibandungkan dengan standard Inggris, jadi:
   - I : E
   - II : M
   - III : D
   - IV : VD/S
   - V : S/VS
   - VI : VS keatas



Tingkat kesulitan di pemanjatan bersifat mutklak.

Akhir kata,

Sekian info yang dapat saya sampaikan.. Semoga bermanfaat..
Jika ada ide lagi, saya akan bagikan lagi hehehe

SALAM SUPER!!!

Sistem Pemanjatan



Assalamualaikum wr.wb.
Saya balik lagi nihhh.. Tetap tentang rock climbing.. Yaiyalah orang tema blog ini tentang rock climbing hehehe :D Sekarang kita bahas tentang sistem pemanjatan okeee... Let’s see
            Di dunia rock climbing, hanya ada dua sistem pemanjatan, yaitu:
         
        1.      Alpine Tactic/Alpine Push

Pada intinya, di Alpine tactic, sang pemanjat melakukan pemanjatan dan tidak langsung turun kembali kebawah. Jadi, si pemanjat selalu berada di tebing bahkan saat keadaan tidur sekalipun. Biasanya, sang pemanjat mendirikan bivoac camp jika tersedia cukup teras di tebing ataupun mendirikan hanging bivoac/hammock. Disini, hanging bivoac/hammock dapat didirikan dengan mengaitkan ujung hammock ke dua hanger di tebing ataupun dikaitkan ke dua tebing yang bersebelahan. Memang kelihatan menakutkan, jangankan hammocking di dua tebing, melakukan alpine tactic climbing pun sudah membuat kepala berpikir dua kali. Namun, disitulah sisi adrenalin kita terpacu. Jika berhasil, didapatkan kenikmatan tersendiri.
Di alpine tactic, segala aspek pemanjatan harus diperhitungkan secara sempurna. Seperti peralatan dan perbekalan yang dibawa ke tebing harus seefektif mungkin dan semudah mungkin cara pembawaannya. Lalu, personel yang melakukan alpine tactic climbing pun harus benar-benar pembagian tugasnya. Minimal 3 orang, masing-masing sebagai leader, billayer, dan load carry man. Kenapa segala aspek sistem pemanjatan ini harus sempurna? Karena di sistem ini, kerjasamalah yang paling penting untuk tujuan dan keselamatan pemanjatan ini.
Saat seluruh tim pemanjatan telah mencapai puncak tebing, maka pemanjatan telah dianggap berhasil.

          2.      Himalayan Tactic/Siegger Tactic/Himalayan Style

Berbanding terbalik dengan Alpine Tactic, di Himalayan tactic semua personel pemanjatan akan selalu turun kembali ke bawah saat 1 orang berhasil mencapai puncak. Tali yang digunakan pun ditinggal di pitch terakhir untuk melanjutkan pemanjatan dengan orang yang berbeda.Panjang tali pun diperhitungkan sesuai panjang lintasan pemanjatan. Tidak selalu tebing yang pendek menggunakan tali yang pendek pula. Bagaimana jika tebing pendek tersebut memiliki hanger dimana-mana? Tetap saja si tali mengikuti arah hanger.
 Himalayan tactic dapat dilakukan dengan teknik free climbing, artifisial climbing, atau solo climbing. Ya memang karena semua personel pemanjatan tidak akan selalu menetap di tebing kan.


Jadi, perbedaan Alpine dan Himalayan Tactic yaitu:
Alpine Tactic:
1   .      Alat yang dibutuhkan sedikit
2   .      Waktu istirahat tidak banyak
3   .      Memerlukan load carry
4   .      Pendakian dianggap berhasil saat seluruh tim mencapai puncak tebing/titik akhir pemanjatan
Himalayan tactic:
1   .     Alat yang dibutuhkan kondisional
2   .     Waktu istirahat banyak
3   .     Tidak perlu load carry
4   .     Pemanjatan dianggap berhasil walau hanya 1 orang yang mencapai puncak tebing/titik akhir pemanjatan

        
        Yapp, itulah sistem - sitem pemanjatan di dunia rock climbing... Kamu mau milih sistem yang mana nihh?? Keduanya sama - sama mengasyikan koo...

          Wassalamualaikum wr.wb.


Alat - Alat Rock Climbing



     Salam jebred!!!!. Setelah baca definisi dan teknik nya pasti kalian pengen tau alat alat nya kan,ya iyalah itu kan wajib KECUALI kamu bosen hidup atau sudah menjadi dewa pemanjat hehehe! :D
Langsung aja lah dari pada kalian kepo..............



        Jadi Alat - Alat Pemanjat itu ada :

1. Harness
       Harness adalah alat yang dipasang disekitar pinggang untuk menahan tubuh pemanjat atau bilayer. Ada harness yang memang khusus dibuat dari pabrikannya namun dapat pula dibuat dari webbing.
 
2
2            2. Tali karmantel
       Tali karmantel merupakan tali yang digunakan sebagai tali pengaman yang digantukan ke runner yang telah dipasang di tebing dan disambungkan ke harness pemanjat dan bilayer. Tali karmantel dibagi menjadi 2, yaitu:
a.       Tali karmantel statis
b.      Tali karmantel dinamis








           


3. Sepatu panjat
        Sebenarnya, memakai sepatu panjat atau tidak, tidak terlalu wajib di kegiatan rock climbing. Namun, dengan menggunakan sepatu panjat, dapat menambah daya cengkraman kaki ke tebing. Biasanya ukuran sepatu panjat lebih kecil satu nomor dari sepatu biasa yang digunakan guna menambah daya cengkraman kaki.
 




    



 

      4.    Helm panjat
          Walaupun helm panjat tidak dianggap terlalu penting di kegiatan rock climbing, tetapi peran helm panjat sangatlah berguna untuk menjaga kepala si pemanjat ataupun bilayer. Karena jika pemanjatan dilakukan di tebing yang tidak terlalu ideal, bebatuan dari tebing dapat dengan mudahnya jatuh ke kepala si pemanjat atau bilayer.
 


 





       
      5. Figure of age
           Logam yang berbentuk angka delapan ini berfungsi menyambungkan tali karmantel ke harness bilayer.



 






      
        6.  Carabiner
           Carabiner di kegiatan pemanjatan sangatlah multifungsi. Mulai dari sebagai alat penghubung tali karmantel, figure of age, dan harness bilayer, komposisi dari runner, dan alat untuk menggantungkan alat lain dari pemanjatan. Carabiner pun dibagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu:
a.       Carabiner Snap
b.      Carabiner Screw
  Perbedaannya, pada carabiner screw dapat dikunci.

 


         7.  Chalk bag
              Chalk bag merupakan tas yang digantukan dibagian berlakang harness berisikan magnesium. Magnesium disini berfungsi sebagai serbuk yang dapat menambah daya cengkram tangan dan jari ke tebing. Tidak jarang, jika sulit mencari magnesium, kapur pun jadi . Namun, hal ini sangatlah salah, karena komposisi dari magnesium dan kapur yang sangatlah berbeda dapat merusak pori-pori tangan.

 


 





       
        8. Sling jait
               Sling jait merupakan alat yang digabungkan dengan carabiner menjadi runner. Tidak ada fungsi lain dari sling jait selain untuk dijadikan runner.

 


 





       
        9. Runner
             Runner merupakan alat yang menghubungkan hanger dan tali karmantel. Runner terdiri dari sling jait dan carabiner yang dikaitkan di kedua ujungnya.

 


 





     
       10. Webbing
             Webbing adalah tali pipih yang multifungsi. Baik di kegiatan oemanjatan maupun di kegiatan alam lainnya. Di kegiatan pemanjatan, webbing dapat dijadikan menjadi harness, dan tangga untuk artifisial climbing.

Image result for webbing 


 



      
         11.  Ascender dan Descender
               Ascender adalah alat khusus untuk artfisial climbing. Ascender berfungsi sebagai alat penambah ketinggian di artifisial climbing. Sejenis dengan ascender, descender merupakan alat untuk mengurangi ketinggian di artifisial climbing.


1      12.  Hanger
Hanger adalah alat yang dihubungkan ke runner. Ditancapkan ke tibing sebagai tolak ukur sebuah jalur di sebuah tebing

 








        13.  Grigri
             Grigri merupakan alat yang lebih khusus untuk blayer saat belaying.

 




 



      
          14.  Hammer
Hammer digunakan saat melakukan pembuatan jalur di tebing. Sebagaimana dari segi bahasa,hammer adalah palu untuk menanamkan dan melepaskan hanger di tebing. 

 








     15.  Handdrill
Handdrill merupakan media untuk mengebor tebing secara manual saat melakukan pembuatan jalur. Handdrill berfungsi sebagai alat untuk menepatkan pengaman berupa bolt atau hanger di tebing.

 



 Banyak amat yaaa??, kata pepatah juga "Kalau mau enak harus mau ribet".
Selain banyak memang pada mahal juga......
 Kata pepatah lagi " Lebih baik mencegah dari pada mengobati".
Jadi itulah alat - alat buat mendukung kegiatan rock climbing kamu
Dah yaa, segitu aja dulu... Cape nulisnyaa hehehhe :)))) Tenangg... saya masih punya yang lain koo...
Dadaaaahhhhh.....