Alohaa!!!
Sekarang saya balik lagi dengan topik pembahasan
yang teramat penting buat dibaca dan dipahami nihhh... Penasaran?? Yaudah baca
dongg
Persiapan
Pemanjatan
Persiapan
sangatlah penting di segala bentuk kegiatan.. Kalo di rock climbing, baik
peralatan, si leader dan belayer, sudah pasti diharuskan kesiapannya.. Kalau
sudah, dikatakanlah pemanjatan dapat dilakukan.. Hal yang penting dalam
pemanjatan beregu yaitu komunikasi antar pemanjat baik leader maupun belayer
yang menggunakan berbagai bentuk komunikasi. Ada dua bentuk, pertama bahasa,
kedua isyarat. Komunikasi bahasa digunakan apabila jarak leader dan bilayer
masih dalam jangkauan teriakan. Komunikasi isyarat banyak digunakan apabila
bilayer dan leader jaraknya sudah diluar jangkauan teriakan. Adapun persiapan
dan hal yang harus dilakukan adalah:
1.
Pemanjatan
Dalam pemanjatan ini,
leader melakukan pitcj ke 1 dengan membawa dua rol tali sekaligus, Satu sebagai
yang digunakan, satu lagi sebagai tali tambat/fixed rope. Fxed rope dapat digunakan
sebagai transport antar leader dan personil yang ada dibawahnya.
2.
Cleaning
Setelah leader selesai
di pitch ke 1 dan memberitahu bahwa pemanjat kedua siap dan boleh naik,
personel kedua melakukan jumaring dan sekaligus menyapu runner yang telah
dipasang leader.
3.
Pemanjatan kedua
dan untuk pitch selanjutnya
Saat cleaner sampai di ptch 2, cleaner jadi leader, dan leader sebelumnya jadi bilayer. Yang perlu diwasapadi yaitu reruntuhan batuan tebingnya.4. Turun tebing
Apabila pemanjat telah sampai puncak. Cara yang digunakan yaitu reppeling. Yang diperlukan yaitu pembuatan anchor sebagai penambat tali.
5.
Di Dasar tebing
Setelah selesai, lalu yang harus dilakukan adalah pendataan alat-alat yang telah digunakan.
Klasifikasi
Pemanjatan
Menurut
lama pemanjatan:
1. Bouldering
Tujuan bouldering yaitu:
a. Pemanasan buat si pemanjat
b. Untuk melatih gerakan yang amat sulit
c. Untuk melatih skill.
2. Crag
Climbing
Merupakan pemanjatan bebas dengan dua cara:
a. Single
pitch climbing
b. Multi
pitch climbing
3. Bigwall
Climbing
Dilakukan di tebing yang lebih tinggi dari crag climbing, contohnya yaitu Alpine tactic dan Himalayan tactic.
Menurut
kondisi medan tebing:
·
Kelas I: Berjalan tegak tanpa alat
· Kelas II: Trek medan lumayan sulit
·
Kelas III: Trek medan lumayan curam
·
Kelas IV: Tali mulai digunakan, karena trek yang mulai sulit
· Kelas V: Trek semakin sulit dan perlu lebih banyak pengaman
· Kelas VI: Melakukan pemanjatan bergantung ke banyaknya pengaman.
Menurut
tingkat kesulitan tebing:
Adapun Yosimal Decimal System memiliki klasifikasi:
.
5.0 – 5.4 : Dua kaki, dan dua tangan terdapat tumpuan
.
5.5 – 5.6 : Dua tangan, kesulitan mencari tumpuan
.
5.7 : Kaki ataupun tangan kehilangan satu pijakan
.
5.8 – 5.9 : Cukup berat karena kehilangan satu atau dua tumpuan di kaki dan tangan
.
5.10 : Kaki dan tangan kehilangan tumpuan
.
5.11 : Ketika gerakannya tak dapat dilakukan orang biasa
.
5.12 : Permukaan vertikal dan licin, hanya orang ngeyel yang ngaku berhasil :v
.
5.13 : Persis sama dengan 5.12, hanya terletak dibawah overhang
Di
Inggris, penggolongannya dilambangkan dengan huruf, yaitu:
. E
: Easy (Mudah)
. M
: Moderate (Lumayan)
. D
: Difficult (Sulit)
. VD
: Very Dificult (Sangat Sulit)
. S
: Severe (Berat)
. VS
: Very Severe (Sangat Berat)
. HVS
: Hard Very Severe (Sangat beratttt sekaliii)
. EXS
: Extreme Very Severe (Gila lu)
Jika
di Pegunungan Alpin, Eropa, digolongkan dengan romawi. Jika dibandungkan dengan standard Inggris, jadi:
- I : E
- II : M
- III : D
- IV : VD/S
- V : S/VS
- VI : VS keatas
Tingkat kesulitan di pemanjatan bersifat mutklak.
Akhir kata,
Sekian info yang dapat saya sampaikan.. Semoga bermanfaat..
Jika ada ide lagi, saya akan bagikan lagi hehehe
SALAM SUPER!!!